PENYADAPAN DI RUMAH GUBERNUR DKI JAKARTA

Posted by Unknown on Sunday, March 02, 2014 with No comments
KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO

News / Nasional

Pengamat: Pasti Orang Dalam Terlibat Penyadapan terhadap Jokowi

Jumat, 21 Februari 2014 | 14:03 WIB
Penulis : Sabrina Asril
Editor : Sandro Gatra
JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat intelijen, Wawan H Purwanto, mengatakan, mengungkapkan pelaku penyadapan terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak sulit. Wawan meyakini ada orang dalam yang membantu aksi penyadapan itu. Dengan demikian, aparat kepolisian mesti segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Ditelusuri pasti enggak sulit karena pasti orang dalam ada yang tahu," ujar Wawan saat dihubungi, Jumat (21/2/2014).
Menurut Wawan, aparat kepolisian perlu membuka rekaman CCTV, buku tamu, dan mengumpulkan sidik jari di lokasi penemuan alat sadap itu. Dari hasil data ini, Wawan yakin kepolisian bisa mengetahui pelakunya.
Wawan yakin bahwa penyadapan dilakukan terkait kepentingan politik menjelang Pemilu 2014. Hanya, kepastiannya dapat diketahui setelah pelaku ditangkap.
"Kalau proyek lebih tepat menyadap ke panitia lelang. Kalau soal perda, itu Gubernur dan DPRD, tapi lebih terbuka tidak perlu sampai sadap di rumah Gubernur. Jadi, kepentingan politik sangat memungkinkan karena Jokowi selalu mendapat tempat teratas sebagai kandidat capres," ujar Wawan.
Alat sadap sederhana
Lebih lanjut, Wawan menilai alat sadap yang dilakukan untuk merekam pembicaraan Jokowi adalah alat sadap sederhana dan mudah dibeli di pasaran. Alat sadap itu hanya berfungsi merekam pembicaraan di lokasi-lokasi di mana alat itu diletakkan.
Alat sadap terhadap Jokowi, ucap Wawan, tidak bisa mendeteksi perbincangan Jokowi melalui telepon seluler. Hal ini memperkecil peluang penyadapan dilakukan oleh negara asing secara langsung.
"Kalau asing yang langsung menyadap biasanya memakai satelit, ke mana pun target penyadapan berada bisa dimonitor melalui satelit melalui citra. Kalau yang di Jokowi itu lebih sederhana," ujarnya.
Apabila benar-benar dilakukan pihak asing, Wawan berkeyakinan negara itu menggunakan orang dalam di sekitar Jokowi.
Sebelumnya, upaya penyadapan tersebut diungkap oleh PDI Perjuangan. Disebutkan, ditemukan tiga alat sadap di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta pada akhir 2013. Belakangan, Jokowi membenarkan hal itu.
”Ada tiga alat yang ketemu pada Desember lalu. Sebenarnya, saya tidak mau bicara masalah ini. Namun, faktanya di rumah dinas ada tiga. Di kamar tidur satu, di ruang tamu, sama di ruang makan, yang biasa kita pakai rapat,” kata Jokowi.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri Pemprov DKI Jakarta Heru B Hartono mengatakan, identitas dan keberadaan pelaku sudah diketahui dengan menggunakan perangkat antisadap.
Menurut Heru, mereka ini bekerja secara samar, memasukkan alat penyadap diam-diam ke tempat yang ditentukan. Selain memasang alat sadap, pelaku juga membawa alat penguat sinyal yang bisa mendeteksi gelombang suara orang yang disasar. Penguat sinyal ini terhubung dengan stasiun pemantau di dekat lokasi penyadapan.








Categories: